Thursday, September 26, 2019

mag (Gastritis)

Definisi

Apa itu gastritis (radang lambung)?

Gastritis adalah penyakit pencernaan yang juga bisa disebut radang lambung. Gastritis terjadi ketika lapisan dinding (mukosa) lambung meradang atau membengkak.
Gejala radang lambung dapat muncul secara mendadak (gastritis akut), atau berlangsung dalam waktu yang lama (gastritis kronis). 
Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan pengobatan tertentu.
Namun dalam beberapa kasus, penyakit radang lambung dapat berkembang menjadi penyakit GERD (refluks asam lambung) dan bahkan bisa meningkatkan risiko kanker perut.

Seberapa umumkah penyakit radang lambung (gastritis)?

Gastritis adalah kondisi yang umum. Namun, penyakit ini lebih banyak dijumpai pada orang-orang yang sering mengonsumsi obat pereda nyeri seperti aspirin atau ibuprofen dalam jangka panjang.
Penggunaan obat antinyeri dalam jangka panjang yang tidak perlu dapat mengiritasi saluran pencernaan. Efek samping ini disebabkan oleh bahan aktif dari obat yang menghambat enzim COX (siklooksigenase) di lambung. 
Enzim COX adalah enzim yang bertanggung jawab terhadap rangsangan nyeri. Namun, enzim COX juga sekaligus bekerja mempertahankan lapisan dinding dalam lambung. 
Ketika kerja enzim COX terhambat, maka lapisan dinding lambung akan terkikis dengan sendirinya. Hal ini kemudian membuat dinding lambung jadi rentan teriritasi dan luka akibat paparan cairan asam secara terus menerus. Akibatnya, radang dan perdarahan lambung dapat terjadi.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, lambung akan berlubang. Dalam kondisi medis, kondisi ini disebut sebagai perforasi lambung.
Selain karena penggunaan obat antinyeri, radang lambung juga umum menyerang pecandu alkohol.
Risiko penyakit ini bisa dikurangi dengan mengurangi faktor-faktor pemicunya. Anda perlu berdiskusi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Perbedaan gastritis dengan maag

Apa perbedaan maag dan gastritis?

Maag dan radang lambung sama-sama menyerang lambung, tapi keduanya adalah kondisi yang berbeda.
Maag, disebut juga sebagai dispepsia, bukanlah suatu penyakit melainkan kumpulan gejala yang muncul akibat gangguan pencernaan (indigestion). Sederhananya, maag muncul sebagai pertanda dari masalah pencernaan tertentu.
Gejala yang sering digambarkan sebagai “sakit maag” dapat meliputi sakit perut, perut kembung, begah, mual dan muntah, dada terasa nyeri seperti terbakar, dan mulut terasa asam.
Sebagai gejala, maag bisa bertambah parah dan berakhir menjadi gastritis, penyakit refluks asam lambung (GERD), bahkan tukak (luka/borok) lambung. 
Pada beberapa kasus langka, keduanya bisa menandakan adanya gejala kanker perut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala gastritis (radang lambung)?

Orang yang menderita kondisi ini sering tidak memunculkan gejala apa pun sampai didiagnosis. Sebab, gejalanya sering tampak samar dan dikelirukan sebagai tanda penyakit pencernaan lain.
Namun, Anda harus waspada jika merasakan gejala-gejala ini:
  • hilang nafsu makan
  • mual dan muntah
  • nyeri di perut bagian atas
  • merasa kenyang meski baru makan sedikit
Jika dinding lambung Anda sampai mengalami perdarahan, Anda mungkin merasakan gejala-gejala ini:
  • feses berwarna hitam
  • muntah darah atau cairan berwarna pekat seperti kopi
Masih ada beberapa gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda khawatir tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter jika gejala-gejala yang dialami belum hilang juga.
Anda juga perlu memberi tahu dokter jika perut Anda merasa tidak nyaman setelah minum obat, terutama aspirin atau obat penghilang rasa sakit lainnya.
Segera pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan medis darurat jika Anda muntah darah atau buang air besar berdarah.

Penyebab

Apa penyebab gastritis?

Penyebab umum gastritis atau radang lambung adalah:
  • Mengonsumsi obat-obatan antinyeri seperti aspirin atau obat NSAID (ibuprofen, naproxen) dalam jangka panjang.
  • Sering mengonsumsi alkohol.
  • Konsumsi makanan yang asam, pedas, dan berlemak.
  • Konsumsi minuman berkafein.
  • Infeksi perut yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori.
  • Penyakit autoimun.
  • Refluks cairan empedu menuju lambung.
  • Mengalami stres berat.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk gastritis?

Ada beberapa hal yang bisa membuat Anda terkena kondisi radang lambung. Faktor risiko penyakit gastritis adalah:
  • Sering mengonsumsi makanan pedas atau yang kadar lemaknya tinggi, seperti gorengan.
  • Gaya hidup tidak sehat, misalnya aktif merokok atau kebanyakan minum minuman beralkohol.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Sedang menjalani pengobatan tertentu seperti antibiotik, aspirinsteroid, dan pil KB.
  • Stres atau kelelahan.
  • Pola makan tidak teratur.
  • Sering mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
  • Penyakit lain yang disebabkan oleh infeksi: HIV/AIDS, Crohn, dan infeksi bakteri lainnya.
  • Alergi makanan, khususnya bagi orang pengidap gangguan pencernaan esophagitis eosinophilic (EoE). Kondisi ini dapat menjadi pemicu gastritis. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi untuk menentukan alergi makanan guna menghindari kondisi gastritis.

Komplikasi

Apa saja komplikasi gastritis?

1. Tukak lambung


Gastritis dapat menyebabkan ulkus peptikum atau tukak lambung ketika peradangannya sampai menimbulkan luka pada lapisan lambung atau duodenum. Duodenum adalah bagian awal dari saluran usus kecil.
Penggunaan obat antinyeri dan dan infeksi bakteri H. pylori, dapat meningkatkan risiko tukak lambung. 
Luka dapat terasa sangat menyakitkan, dan dapat terjadi di daerah adanya asam atau enzim. 

2. Gastritis atrofik


Gastritis atrofik adalah kondisi peradangan kronis yang dapat menyebabkan hilangnya lapisan dan kelenjar di lambung. Lapisan dan kelenjr yang hilang tersebut kemudian tergantikan dengan jaringan daging yang berserat.

3. Anemia


Terkikisnya lapisan dalam lambung akibat radang kronis lama-lama dapat menyebabkan perdarahan. Kehilangan darah dalam jumlah banyak dapat berujung pada anemia (darah rendah).
Penelitian menunjukkan bahwa radang lambung akibat infeksi H. pylori dan masalah autoimun dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan.
Kondisi tubuh yang mengalami perdarahan dalam serta tidak mampu menyerap zat besi menimbulkan komplikasi akibat radang lambung yang Anda alami.

4. Defisiensi vitamin B12 dan anemia pernisiosa


Orang dengan kondisi gastritis atrofi yang disebabkan masalah autoimun tidak dapat menghasilkan faktor intrinsik yang cukup. Faktor intrinsik adalah protein yang dibuat lambung untuk membantu usus menyerap vitamin B12. 
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membuat sel darah merah dan sel saraf. Buruknya penyerapan vitamin B12 dapat menyebabkan jenis anemia yang disebut anemia pernisiosa.

5. Tumor perut


Kondisi gastritis kronis dapat meningkatkan adanya pertumbuhan tumor jinak dan kanker pada lapisan perut.
Begitu pula dengan radang lambung kronis yang disebabkan infeksi bakteri H. pylori.
Infeksi H. pylori dapat meningkatkan risiko kanker limfoma jaringan terkait mukosa lambung (MALT)

6. Perforasi lambung


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, radang kronis dapat membuat dinding lambung melemah dan menipis.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, lambung akan berlubang. Perforasi lambung dapat menyebabkan isi lambung bocor ke rongga perut dan menimbulkan infeksi. Kondisi rongga perut yang sudah terinfeksi disebut dengan peritonitis.
Infeksi ini dapat mengakibatkan komplikasi yang membuat berbagai organ dalam tubuh berhenti berfungsi.
Perforasi lambung dan peritonitis termasuk kondisi gawat darurat medis yang dapat mengancam nyawa.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit radang lambung (gastritis)?

Gastritis dapat didiagnosis dengan berdasarkan deskripsi gejala radang lambung yang dialami pasien. Namun untuk memastikan akurasinya, dokter menjalani tes-tes di bawah ini:

1. Endoskopi


Selama prosedur endoskopi, dokter akan memasukkan selang fleksibel yang dilengkapi dengan lensa (endoskopi) lewat tenggorokan Anda. Tabung ini akan masuk melewati kerongkongan, perut, dan usus kecil Anda.
Dengan menggunakan endoskopi, dokter Anda mencari tanda-tanda adanya radang atau infeksi pada lambung. 
Jika terdapat tanda yang mencurigakan, dokter Anda mungkin akan sampel jaringan kecil (biopsi) untuk pemeriksaan laboratorium. 

2. Tes H.pylori


Test H. pylori bisa dilakukan dengan banyak cara, termasuk tes darah, tes feses, atau dengan tes lewat napas.
Untuk tes napas, Anda akan diminta meminum segelas kecil cairan jernih dan tidak berasa yang mengandung karbon radioaktif. 
Setelahnya Anda akan diminta untuk mengembuskan napas ke dalam kantong khusus yang kemudian disegel.
Jika Anda positif  terinfeksi, sampel napas Anda akan mengandung karbon radioaktif karena bakteri H. pylori akan memecah cairan tersebut di perut Anda.

Apa saja pilihan obat untuk penyakit radang lambung (gastritis)?

Gastritis akut maupun kronis biasanya diobati dengan obat antibiotik atau obat-obatan penurun asam lambung. Pilihan obat gastritis yang biasanya diresepkan dokter meliputi:
Selain itu, dokter juga dapat menggunakan cairan intravena dan obat-obatan lain yang lebih kuat untuk mengurangi asam jika gastritis Anda memburuk.
Anda harus menghindari alkohol serta ibuprofen, naproxen, dan aspirin selama minum obat gastritis dari dokter.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit gastritis?

Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi gastritis akut ataupun kronis yang Anda alami:
  • Hindari makanan, minuman, dan kebiasaan yang dapat meningkatkan asam lambung
  • Makan sedikit-sedikit tapi sering
  • Makan masakan yang matang
  • Cuci tangan sebelum makan untuk menghindari infeksi
  • Ikuti arahan dokter, jangan mengonsumsi obat tanpa resep atau berhenti minum obat tanpa izin dokter.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah penyakit radang lambung (gastritis)?

1. Jangan merokok

Rokok mengandung nikotin yang bisa melemahkan saluran pencernaan. Merokok juga diketahui dapat menyebabkan refluks asam lambung, yang dapat semakin mengiritasi dinding lambung.
Selain rokok, alkohol dan coklat juga memiliki efek yang mirip dengan nikotin.

2. Menerapkan pola makan sehat

Menerapkan pola makan yang lebih sehat dapat membantu Anda meredakan gejalanya sekaligus mencegah radang lambung di kemudian hari. Pola makan yang baik untuk mencegah gastritis dapat meliputi:
  1. Makanan dengan kandungan serat tinggi seperti apel, oatmeal, brokoli, wortel, dan kacang-kacangan.
  2. Makanan rendah lemak seperti ikan, dada ayam, dan dada kalkun
  3. Makanan bersifat basa, seperti sayuran yang direbus.
  4. Perbanyak sumber probiotik seperti teh kombucha, yoghurt, kimchi, kefir, dan tempe.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan atau minuman probiotik dapat membantu mengatasi infeksi radang lambung yang disebabkan Helicobacter pylori (H. pylori).
Selain lebih bijak memilah-milih makanan yang lebih sehat, kebiasaan makan Anda juga perlu diubah menjadi:
  • Biasakan makan lebih sering dengan porsi yang lebih sedikitJika Anda biasa makan besar 3 kali sehari, coba ubah menjadi makan 5-6 kali sehari dengan porsi yang kecil.
  • Jangan makan sampai kekenyangan karena isi lambung yang terlalu penuh bisa naik ke tenggorokan.
  • Hindari minuman bersoda dan minuman yang berkafein seperti coklat, kopi, teh. 
  • Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam seperti makanan pedas dan buah-buahan jeruk. Makanan atau minuman bersifat asam memicu rasa nyeri pada ulu hati.
  • Jangan makan sebelum tidurkarena meningkatkan resiko refluks asam lambung.

3. Kurangi berat badan

Orang yang kegemukan berisiko lebih tinggi mengalami radang lambung. 
Kebiasaan makan dalam porsi besar dalam jangka panjang meningkatkan tekanan dalam lambung sehingga isi lambung mudah naik keluar.
Mengurangi berat badan 2-5 kg dapat membantu Anda mencegah gastritis kambuh kembali.

4. Konsumsi obat pereda nyeri dengan pengawasan dokter

Obat antinyeri NSAID seperti ibuprofen, aspirin, naproxen seringkali disalahgunakan. Padahal penggunaan dalam jangka panjang yang sembarangan dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga Anda rentan mengalami radang lambung. Maka, gunakan obat antinyeri ini sesuai petunjuk dokter.
Berhati-hatilah juga dalam minum jamu. Produk jamu seringkali mengandung bahan NSAID sehingga meminumnya dalam jangka panjang juga memiliki efek yang sama seperti penggunaan OAINS jangka panjang.

5. Ubah posisi tidur Anda

Posisi tidur terbaik untuk mencegah radang lambung kambuh kembali adalah berbaring di sisi kiri, dengan menyangga kepala dan leher pakai bantal tebal.
Posisi ini dapat menjaga cairan asam tetap berada di dasar lambung sehingga sulit untuk mengalir ke atas.

Sumber: https://ikhwanmak.blogspot.com/2019/09/mag-gastritis.html

0 comments:

Post a Comment